ADIKARYA PARLEMEN

Christin Novalia Harap Pendeta HKBP Terus Menjadi Inspirasi bagi Jemaat

Hasanah.id — Dalam Rapat Pendeta HKBP Distrik XIX Bekasi yang digelar pada 8-10 September 2025 di Kinasi Resort & Conference, Bogor, Christin Novalia Simanjuntak, SH., M.Kn. tampil sebagai narasumber. Ia menegaskan pentingnya peran pendeta HKBP sebagai sumber inspirasi dan teladan bagi jemaat di era modern ini.

Christin Novalia dalam pemaparannya menekankan bahwa pendeta tidak hanya sebagai pengkhotbah dan pemimpin ibadah, tapi juga sebagai figur yang membimbing jemaat dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

“Pendeta HKBP memiliki peran sangat vital dalam membentuk karakter dan iman jemaatnya. Di tengah berbagai perubahan sosial dan budaya, pendeta harus mampu menjadi inspirasi dan motivator agar jemaat tetap teguh dalam iman dan nilai-nilai Kristiani,” ujar Christin.

Lebih jauh, anggota DPRD Jawa Barat ini mengingatkan agar para pendeta terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar yang diajarkan dalam Alkitab. Ia menyoroti pentingnya penggunaan teknologi dan pendekatan komunikasi yang relevan agar pesan-pesan rohani bisa diterima dengan baik oleh generasi muda, khususnya Naposobulung yang menjadi harapan masa depan gereja.

“Jemaat, terutama kaum muda, saat ini menghadapi tantangan besar seperti pengaruh media sosial dan perubahan gaya hidup. Pendeta harus hadir sebagai figur yang tidak hanya memberi pengajaran tetapi juga pendampingan yang nyata,” lanjut Christin.

Dengan semangat yang sama, Christin Novalia berharap ke depan pendeta HKBP di Distrik XIX Bekasi dapat terus menjadi teladan bagi jemaat, khususnya dalam menumbuhkan iman yang kokoh dan menghadirkan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

Rapat Pendeta HKBP Distrik XIX Bekasi di Tahun 2025 ini, dengan Tema “Ciptaan Baru” (2 Korintus 5: 17), dengan Sub Tema “Pendeta HKBP Diutus untuk Mengemban Pastoral Profetik dan Menghadirkan Transformasi Gereja dan Masyarakat yang Terbebas dari Belenggu Korupsi, Perjudian, Narkoba, Perdagangan Manusia, dan Kerusakan Alam.”