Bisnis Kartu Pokemon Kian Menguntungkan, Lulusan ITB Raup Cuan dari Hobi Lama

Hasanah.id – Minat terhadap kartu Pokemon terus meningkat di kalangan anak muda Indonesia. Apa yang dahulu sekadar permainan koleksi kini berkembang sebagai arena jual-beli bernilai besar, dengan perputaran global yang diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Prospek inilah yang dimanfaatkan Andrew, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang melihat potensi komersial dari kegemarannya sejak kecil.
Andrew menilai aktivitas mengumpulkan kartu tidak hanya berkutat pada aspek hobi, tetapi juga membuka peluang pendapatan yang kerap setara dengan pekerjaan formal. Ia merujuk pada banyak pelaku yang telah mencatat keuntungan melalui aktivitas perdagangan kartu.
Dalam penjelasannya, ia menguraikan bahwa pasar kartu Pokemon terdiri atas tiga kelompok konsumen, yakni pemain kompetitif, kolektor yang mengejar ilustrasi dan faktor nostalgia, serta investor yang memperlakukan kartu seperti aset bernilai tinggi. Setelah memaparkan gambaran tersebut, Andrew menekankan potensi nilai yang dapat meningkat secara drastis dari kartu tertentu.
“Rentang harga kartu pokemon sangat ekstrem, dan dari situlah potensi keuntungannya. Bagi yang paham pasar, hobi ini bisa menjadi investasi yang sangat menarik,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa harga kartu beredar dalam rentang luas. Kartu kategori common dipasarkan di bawah Rp1.000, sedangkan booster pack resmi berada pada kisaran Rp20.000. Untuk kartu langka yang telah melalui proses grading, nilainya dapat melonjak hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Andrew menambahkan bahwa rekor harga tertinggi dicatat di pasar global.
“Bahkan, di tingkat global, rekor tertinggi masih dipegang kartu Pikachu Illustrator PSA 10 yang terjual sekitar USD 5,275 juta atau setara Rp 80 miliar pada 2022,” jelasnya.
Menurut Andrew, keuntungan tidak hanya berasal dari kartu tunggal. Seorang flipper dapat membeli satu box sekitar Rp600.000 dan berharap memperoleh chase card yang kemudian dijual hingga Rp2 juta. Para investor jangka panjang biasanya menyimpan sealed booster box dan melepaskannya beberapa tahun kemudian ketika nilainya meningkat tiga sampai lima kali.
Perdagangan kartu di Indonesia kini marak ditunjang platform digital. Andrew mengutarakan bahwa marketplace besar serta aplikasi khusus seperti Hoopi banyak digunakan karena menyediakan fitur lelang serta verifikasi keaslian yang dianggap aman oleh komunitas.
Ia menjelaskan bahwa metode penjualan berbasis siaran langsung menjadi pilihan utama pedagang karena memicu persaingan harga antarpenawar dan kerap menghasilkan nilai jual di atas rata-rata pasar.
Antusiasme publik juga terlihat pada gelaran pameran “Hidden Treasures Society CardShow” di Mal Taman Anggrek. Acara tersebut diramaikan para kolektor, pemain, hingga pelaku jual-beli, termasuk Dern Anthea yang menghadirkan booth FlipPlug di area pameran.
Tren kenaikan pasar kartu Pokemon turut diperkuat latar historisnya. Kartu pertama diluncurkan di Jepang pada 1996. Popularitas internasional menguat pada 1999 setelah Wizards of the Coast merilis seri Base Set di Amerika Serikat, yang kemudian melambungkan nama kartu Charizard bernilai fantastis. Minat global kembali melonjak pada 2020–2021 akibat pandemi Covid-19, perayaan ulang tahun ke-25 Pokemon, serta konten selebritas dunia seperti Logan Paul yang membuka box langka bernilai miliaran.
Pada sisi lain, para pedagang menegaskan bahwa keaslian kartu masih dapat diamati dengan mudah. Salah satu penjual menjelaskan bahwa beberapa indikator fisik menunjukkan perbedaan mencolok antara produk asli dan tiruan. Setelah menguraikan hal tersebut, ia menyampaikan pengalaman menjalankan bisnis kartu yang mulai memberikan hasil bagi dirinya.
“Untuk membedakan kartu pokemon asli dan palsu relatif lebih mudah, seperti dari fisiknya akan terlihat, jika palsu maka kualitasnya jelek. Maka dari itu, sejak beberapa bulan lalu, saya menjalankan bisnis ini seperti yang dilakukan Andrew yang telah meraih keuntungan,” tegasnya.







