Himbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat agar tagar #Jokowi2Periode tak digaungkan di Jawa Barat demi kondusifitas jelang Pemilihan Presiden 2019, ditanggapi santai oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
“Saya kira tagar #Jokowi2Periode bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan atau dilarang,” kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Abdy Yuhana, di Jalan Pelajar Pejuang 45 Jawa Barat, Selasa (7/8).
Menurut Abdy, tagar tersebut merujuk pada nama. Menurutnya, hal tersebut tidak masalah karena tidak ada pihak yang dirugikan.
“Tidak ada nada provokasi karena implikasi tagar nama itu adalah konstestasi gagasan, visi,” kata Abdy.
Dikatakannya, tagar #Jokowi2Periode berbeda dengan seruan kubu lawan politiknya yang menghembuskan #2019 GantiPresiden. Di tagar ganti presiden, Abdy menilai, tidak mengandung gagasan yang baik menjelang Pilpres, bahkan lebih kuat memancing masyarakat berpandangan negatif.
“Kalau tagar ganti presiden itu seolah – olah ingin memaksa orang. Istilahnya kalau dulu Hatzaai Artikelen (Bahasa Belanda) atau kalimat kebencian yang implikasi bukan gagasan, ide dan program yang muncul,” tuturnya.
Bahkan, imbuhnya, jika tagar ganti presiden dibiarkan, akan terus memancing provokasi menjelang Pilpres. Ia menilai, jika dalam tagar tersebut memunculkan nama, akan menciptakan suasana pertarungan dengan adu gagasan.
“Tapi pada saat kerumunan masa, yang muncul adalah nada – nada kalimat – kalimat kebencian. Kalau misalnya mereka menggunakan tagar misalnya si fulan presiden ya silahkan saja gak masalah,” tandasnya.
Sebelumnya MUI Jabar menegaskan sebelum masa kampanye semua pihak harus menahan diri untuk tidak saling menyebar ke ranah apapun.
Ketua MUI Jawa Barat, Rachmat Syafe’i menilai tagar #Jokowi2Periode masih dalam bentuk wajar, namun untuk kepatutan dan menciptakan kondusifitas dinamika politik di Jawa Barat, hal tersebut agar tidak diserukan karena mengandung unsur kampanye. rmoljabar.com