Ia juga mengatakan bahwa sebagai penyanyi yang legendaris sekaligus promotor dan pengelola event dirinya memberikan sudut pandang yang berbeda mengenai dinamika antara musisi dan penyelenggara acara.
“Kenapa ini saya tulis, dengan karier yg sudah lebih dari 30 tahun, kita tidak merasa perlu meng ‘ada-adakan’ raiders, dan bersikap tidak dewasa atau ngambek. Bahkan kampungan saat ada minor miss sampe terjadi gesekan dengan LO/EO/promotor. Karena EO/promotor bukanlah badan yang harus kita peras. Namun adalah partner, tanpa mereka, roda tidak berjalan lancar,” ujar Ari.
Ari Lasso mengaku kerap merasa miris menyaksikan perilaku sebagian musisi muda masa kini. Ia menyayangkan munculnya pola pikir instan saat popularitas mulai meroket. Salah satu hal yang membuatnya geleng-geleng kepala adalah permintaan riders yang dinilai berlebihan dan tak masuk akal. Bagi penyanyi Hampa ini, sikap tersebut mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap makna sejati menjadi seorang musisi.
“Dari dulu sampai sekarang saya sering senyum kecut, ketawa miris melihat perilaku adik-adik musisi baru yang sedang naik daun. Kadang riders atau permintaan refreshment-nya luar biasa,” ujar Ari. Ia mengaku kerap mengurut dada saat menyaksikan bagaimana momen popularitas dimanfaatkan tanpa membangun fondasi yang kokoh.
