Menurutnya, beban berlebihan tanpa jeda istirahat yang cukup menjadi faktor utama meningkatnya kasus cedera di skuatnya.
“Apakah ini akibat tekanan, akumulasi kelelahan, persiapan yang kurang, atau hanya faktor sial? Banyak hal yang harus dievaluasi, tetapi yang jelas jadwal pertandingan sangat menuntut, terutama bagi pemain yang bergaya eksplosif,” tambahnya.
Arteta juga menyoroti minimnya waktu latihan dan pemulihan sebagai penyebab utama cedera yang terus terjadi. Ia menyebut bahwa timnya kini lebih jarang berlatih dibanding sebelumnya, yang berdampak pada ketahanan otot para pemain.
“Otot yang tidak cukup terlatih menjadi lebih rentan. Tendon butuh 72 jam untuk pulih, tapi kami dipaksa bermain setiap tiga hari. Jika Anda terus membebani otot selama berpekan-pekan tanpa memberi waktu untuk pulih, risiko cedera akan meningkat drastis,” jelasnya.
Dengan kondisi ini, Arsenal menghadapi tantangan besar di sisa musim. Jika krisis cedera terus berlanjut, ambisi mereka untuk bersaing di papan atas bisa terancam.