Ia juga menjelaskan bahwa pendapatan negara mengalami tekanan signifikan pada pertengahan tahun, terutama pada Juli dan Agustus, yang memengaruhi capaian hingga November. Pendapatan dari sektor pajak menjadi salah satu yang terdampak, meskipun ada upaya menjaga momentum pemulihan.
“Pendapatan negara pada Juli-Agustus tertekan cukup besar, khususnya dari sektor pajak, meskipun sebelumnya juga terimbas tekanan sejak tahun lalu. Ini menjadi tantangan dalam menjaga tren positif,” tambahnya.
Di sisi lain, belanja negara justru meningkat tajam, naik 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh berbagai alokasi bantuan yang digulirkan pemerintah sepanjang tahun.
“Lonjakan belanja negara ini terlihat signifikan, naik 15,3 persen dibanding tahun lalu, karena ada program bantuan yang cukup besar pada 2024,” pungkas Ani.