Digitalisasi Menggerus Pasar Buku, Penjual di Palasari Cari Cara Bertahan

Baca Juga: Pj Bupati Sumedang Paparkan Potensi Optimalisasi Tahura Gunung Palasari
“Sekarang udah jarang orang beli buku. Penurunan mulai terasa dari 2018, dan makin parah saat pandemi COVID-19,” tuturnya.
Penurunan minat baca ini tak hanya berdampak pada omzet, tetapi juga pada ekosistem UMKM sekitar Palasari. Keramaian yang dulu menghiasi parkiran dan kios buku kini tinggal kenangan. Namun, Sandi tetap konsisten menjalani profesi ini.
Di tengah tantangan yang mesti dihadapi, Sandi senantiasa mencari cara agar bisnisnya tetap hidup secara berkelanjutan. Salah satu strateginya adalah menjaga hubungan baik dengan sesama pedagang di Palasari.
“Kalau ada pelanggan cari buku yang saya nggak punya, saya arahkan ke pedagang lain. Sebaliknya, pedagang lain juga bantu saya. Jadi, saling membutuhkan,” jelasnya.
Baca Juga: Perjuangan Pedagang Buku di Pasar Palasari Menghadapi Arus Digitalisasi
Selain itu, ia mulai merambah penjualan online dengan mengadopsi segala gempuran teknologi untuk memaksimalkan roda pendapatannya. Dengan koleksi buku yang beragam, mulai dari novel, buku agama, hingga buku pelajaran dan kedokteran, Sandi terus berharap ada pembeli yang datang, baik secara offline maupun online.







