“Tadi dari Cirebon curhat, biasa bulog beli 120 ribu ton sampai 13 ribu ton, sekarang menurunkan menjadi 21 ribu ton. Masa sudah beras banyak, impor pula kan begitu. Kalau posisinya krisis beras, saya kira masuk akal ya, tapi ini surplus di Jabar,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Jangan sampai, ujar Kang Emil, impor beras malah mengancam kesejahteraan petani yang tengah diangkat derajat dan martabatnya melalui berbagai program yang dirancang Pemprov Jabar. “Maka kami mengusulkan ke pemerintah, agar menunda beras impor, maksimalkan saja produksi Jabar yang melimpah,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan, M Lutfi,menegaskan tidak ada niat pemerintah menurunkan harga petani terutama saat sedang panen raya. Sebagai contoh, katanya, harga gabah kering petani tidak diturunkan.
Ia berpendapat pemerintah mengimpor beras untuk mengantisipasi kelangkaan atau kenaikan harga tidak terjadi di saat pandemi ini. Ia juga menuturkan beras impor tidak akan digelontorkan ke pasar saat panen raya sekitar April 2021, tetapi untuk disimpan dan digunakan guna menambah iron stock. Adapun menurut Bulog, cadangan beras nasional sedang berlimpah.