lifestyle

Film Animasi “Merah Putih One For All” Tuai Kritik, Versi AI Justru Dapat Apresiasi

Hasanah.id — Menjelang peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, film animasi nasional berjudul Merah Putih One For All menuai kontroversi. Belum resmi tayang di bioskop, film ini telah menjadi perbincangan hangat di media sosial akibat kualitas animasinya yang dinilai di bawah ekspektasi.

Diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dan dijadwalkan rilis serentak pada 14 Agustus mendatang, film ini mengangkat tema persatuan Indonesia melalui kisah delapan anak dari berbagai latar budaya yang tergabung dalam “Tim Merah Putih”. Mereka menjalani misi mencari kembali bendera pusaka yang hilang jelang upacara 17 Agustus.

Namun, meski mengusung semangat Bhinneka Tunggal Ika, eksekusi visual film ini dinilai tidak sebanding dengan tema yang diangkat. Trailer resmi yang dirilis ke publik mendapat respons negatif dari warganet, terutama soal kualitas animasi yang dianggap kaku, pencahayaan yang kurang optimal, serta pergerakan karakter yang tidak natural.

Sejumlah komentar menyebut animasinya terasa seperti proyek tugas sekolah, dan mempertanyakan profesionalisme tim produksi. Kritik juga menguat ketika informasi anggaran film ini terungkap.

Disebutkan bahwa produksi film tersebut menghabiskan dana sekitar Rp6,7 miliar, namun hasil akhir dianggap tidak mencerminkan nilai tersebut.

Kondisi ini semakin menjadi sorotan setelah muncul versi remake trailer yang dibuat oleh kreator independen menggunakan kecerdasan buatan (AI). Versi tersebut menampilkan animasi yang lebih halus dan sinematik, memicu pertanyaan baru terkait efektivitas produksi animasi nasional dan penggunaan teknologi baru dalam industri kreatif.

Sutradara animasi Jumbo, Ryan Adriandhy, turut menyampaikan pandangannya di media sosial. Film Jumbo, yang dirilis awal tahun ini, banyak dianggap sebagai tolok ukur baru dalam kualitas animasi lokal. Warganet pun tak segan membandingkan kualitas Merah Putih One For All dengan film tersebut.

Sementara itu, produser film, Toto Soegriwo, melalui unggahan media sosial pribadinya, menyatakan bahwa ia tetap menghargai komentar publik. Namun, responsnya yang terkesan santai menuai tanggapan beragam.

“Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain,” tulis Toto dalam unggahan Instagram-nya.