Hal ini bisa terjadi karena pengguna lupa atau tidak memperhatikan akun tersebut, sering menggunakan kata sandi lama yang mungkin telah terbocor, tidak memasang otentikasi dua faktor, serta minim melakukan pemeriksaan keamanan.
Berdasarkan analisis internal Google, akun yang ditinggalkan memiliki kemungkinan 10 kali lebih rendah untuk menggunakan verifikasi dua langkah dibandingkan akun yang aktif. Hal ini menunjukkan bahwa akun Gmail yang tidak digunakan memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Bulan Depan Android akan Dapat Sistem Pelacakan COVID-19
Oleh karena itu, jika akun tersebut diretas, akun tersebut bisa digunakan untuk berbagai kegiatan yang merugikan, mulai dari pencurian identitas hingga penyebaran konten spam atau berbahaya.
Dalam upaya untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi pada akun yang tidak aktif, Google telah memperbarui kebijakan inaktivitas mereka.
Perubahan signifikan dilakukan sejak tahun 2020, dimana akun Gmail yang tidak aktif selama dua tahun hanya akan kehilangan data yang tersimpan.