Harga Emas Tembus USD 4.000: Puncak Tertinggi Baru dalam Sejarah

Hasanah.id – Harga emas global mencetak rekor baru dengan menembus angka psikologis USD 4.000 per ons pada perdagangan Selasa (7/10/2025), atau Rabu waktu Indonesia. Ini menjadi pencapaian tertinggi sepanjang masa di tengah meningkatnya kekhawatiran geopolitik, inflasi yang masih tinggi, pelemahan dolar AS, dan ketidakpastian ekonomi global.
Emas spot ditutup pada level USD 4.004,40 per ons, sementara harga tertinggi intraday sempat menyentuh USD 4.014,60. Kenaikan ini menandai lonjakan lebih dari 50% sepanjang tahun 2025, yang dipicu oleh penurunan nilai tukar dolar AS hingga 10% serta langkah-langkah kontroversial Presiden Donald Trump yang mengguncang sistem perdagangan internasional dan menimbulkan ketegangan terhadap independensi bank sentral AS, Federal Reserve.
Ketegangan global juga mempercepat pergeseran aset dari dolar ke emas. Sejumlah negara, termasuk Tiongkok, memperbesar cadangan emas mereka dan mengurangi kepemilikan obligasi AS. Langkah ini dipicu oleh kekhawatiran akan sanksi ekonomi seperti yang dijatuhkan terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina pada 2022. Di sisi lain, masyarakat umum juga mulai menjadikan emas sebagai instrumen lindung nilai terhadap kenaikan harga barang dan jasa.
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September lalu menjadi salah satu faktor utama pendorong reli harga emas. Penurunan ini mengurangi daya tarik surat utang jangka pendek AS seperti Treasury bills, sehingga mendorong investor mencari alternatif yang lebih aman dan menguntungkan, termasuk emas.
Pasar saat ini memperkirakan setidaknya dua kali penurunan suku bunga tambahan hingga akhir tahun, dengan tingkat bunga saat ini berada pada kisaran 4,00% hingga 4,25%. Pertemuan The Fed berikutnya dijadwalkan pada 29 Oktober 2025, yang kemungkinan besar akan menjadi momen penting bagi arah kebijakan moneter ke depan.
Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, dalam pernyataannya di Forum Ekonomi Greenwich, Connecticut, menyarankan investor untuk menempatkan sekitar 15% portofolio mereka dalam bentuk emas. Menurutnya, emas terbukti tangguh saat sebagian besar aset lain mengalami tekanan.
“Surat utang bukan lagi tempat yang ideal untuk menyimpan kekayaan,” ujar Dalio. “Emas memiliki performa kuat ketika sektor lain dalam portofolio justru menurun.”
Namun, meski tren saat ini positif, tidak sedikit analis yang mengimbau agar investor tetap waspada. Bank of America, misalnya, menyarankan kehati-hatian karena harga emas yang mendekati USD 4.000 dinilai rentan terhadap koreksi atau fase konsolidasi menjelang akhir tahun.
Harga emas spot naik 1,8% dan ditutup di level USD 3.956,19 per ons pada perdagangan Selasa, setelah sempat menyentuh USD 3.969,91 di sesi sebelumnya. Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menguat 1,7% ke USD 3.976,30 per ons.