“Tapi satu hal yang ingin saya sampaikan adalah dinamika di Timur Tengah, sampai sekarang ketika saya keluar dari sini, saya mengikuti perkembangan dengan jaringan yang saya punya, masih dinamis, naik turun, naik turun. Jadi yang terjadi belum tentu besok seperti ini. Kita lihat lagi perkembangannya, baru-baru ini kita bisa melakukan kajian,” jelasnya.
Pernyataan “berdoa saja” yang diucapkan Bahlil mencerminkan terbatasnya kemampuan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dalam merespons ketidakpastian global yang mayoritas disebabkan oleh konflik eksternal. Bahlil sendiri mengakui kenyataan tersebut. Ia menuturkan bahwa sulit berharap bantuan dari negara lain dalam situasi seperti ini karena sebagian besar negara juga tengah fokus pada kepentingan domestiknya.
“Hampir semua negara sedang memikirkan urusan dalam negerinya masing-masing. Jadi, terkait hal ini, mari kita berdoa agar perang segera berakhir,” ujarnya penuh harap.
