Indonesia Unjuk Gigi di BIFF 2025, Menbud: Ini Bukti Dunia Mengakui Kualitas Sinema Kita

Sementara itu, Ahmad Mahendra, Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, menekankan pentingnya fasilitasi berkelanjutan melalui program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya. Program ini hadir sebagai wadah pengembangan kapasitas sineas muda hingga membuka akses ke jaringan film internasional.
“BIFF bukan hanya ajang apresiasi, tapi juga batu loncatan bagi talenta lokal untuk dikenal dunia. Lewat MTN Seni Budaya, kami ingin memastikan talenta Indonesia terus berkembang dengan dukungan konkret,” jelas Mahendra.
Tahun ini, enam film Indonesia ditayangkan di BIFF, termasuk Esok Tanpa Ibu, Pangku, Rangga & Cinta, Sekat-Sekat, The Fox King (kolaborasi dengan Malaysia), dan Badarawuhi di Desa Penari. Empat di antaranya melakukan world premiere, menandai momen penting bagi sinema Indonesia.
Aktor dan sutradara Reza Rahadian, yang menyutradarai Pangku, menyatakan kebanggaannya bisa berpartisipasi kembali di BIFF, kali ini sebagai sutradara. Ia juga mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap perkembangan film nasional.







