Israel Akui Serang Gereja Katolik di Gaza, Netanyahu Sebut Amunisi Nyasar

Hasanah.id– Pemerintah Israel mengakui bahwa pasukannya telah menggempur satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza, Palestina. Pernyataan ini disampaikan setelah insiden tersebut menuai kecaman internasional, termasuk dari Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump.
Dalam keterangan resmi yang dirilis Kantor Perdana Menteri Israel, pihak Israel menyebut bahwa serangan ke Gereja Keluarga Kudus terjadi akibat “amunisi nyasar”.
“Israel sangat menyesalkan amunisi nyasar yang mengenai Gereja Keluarga Kudus di Gaza. Setiap nyawa tak berdosa yang melayang adalah tragedi. Kami turut berduka cita bersama keluarga dan umat beriman,” demikian bunyi pernyataan resmi tersebut.
Israel juga menyampaikan bahwa saat ini pihak militer tengah melakukan penyelidikan internal atas insiden tersebut. Mereka menyatakan komitmen untuk mengungkap fakta-fakta terkait serangan yang menyebabkan tiga orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka, termasuk seorang imam Katolik, Pastor Gabriel Romanel.
Sikap resmi ini muncul setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden Donald Trump melakukan panggilan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu usai kejadian. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyebut bahwa reaksi Trump dalam pembicaraan tersebut “tidak positif”.
Sementara itu, Paus Leo XIV selaku pemimpin Gereja Katolik dunia turut menyatakan keprihatinannya atas jatuhnya korban sipil dalam serangan tersebut.
Dalam pernyataannya, Paus menyerukan penghentian kekerasan dan mendesak dimulainya kembali dialog damai. Namun, ia tidak secara eksplisit mengecam tindakan militer Israel, hanya menyebut bahwa serangan itu “tampaknya dilakukan oleh pasukan Israel.”
Serangan terhadap Gereja Keluarga Kudus menambah panjang daftar fasilitas sipil yang terdampak selama agresi Israel di Gaza. Lembaga-lembaga kemanusiaan internasional menyebut banyak warga Palestina terpaksa berlindung di sekolah, rumah ibadah, dan fasilitas umum setelah rumah mereka hancur akibat serangan.
Sejak dimulainya konflik, lebih dari 58.000 warga Palestina dilaporkan tewas, dan jutaan lainnya mengungsi dari tempat tinggal mereka. Israel berulang kali menyatakan bahwa banyak lokasi sipil yang diserang merupakan markas kelompok Hamas, namun klaim tersebut terus dibantah oleh sejumlah lembaga independen di lapangan.