Bahkan Anton Charliyan selalu tampil dinamis, lugas, humoris, jauh diluar perkiraan publik yang mungkin menganggapnya akan berkarakter kaku karena citra seorang Jenderal yang melekat di dirinya.
Sejak awal publik melihat Anton Charliyan sebagai figur yang sistemik. Ternyata pada debat publik pertama pria yang akrab disapa Kang Anton ini tampil dengan luwes, penuh canda, berikut dengan program-program Hasanah yang sangat mudah dicerna masyarakat.
Hingga ending atau debat terakhir pun Kang Anton kembali tampil diluar prediksi publik. Pada awal debat terakhir tersebut Kang Anton memaparkan programnya dengan berstand-up comedy, kemudian figur dengan citra nasionalis ini ternyata selalu membahas serta merespon dinamika dalam debat terakhir dengan nuansa agamis berikut dengan penguatan dalilnya, termasuk menterjemahkan Pancasila dalam konsep agamis.
Hingga closing statement atau sessi pernyataan penutup, ketika semua kandidat mempersuasi publik agar memilih mereka, Kang Anton lebih memilih memanjatkan do’a kepada Sang Kuasa demi kemaslahatan masyarakat Jabar khususnya serta bangsa umumnya, berikut mengajak seluruh masyarakat termasuk seluruh kontestan untuk selalu menjaga persaudaraan.