”Jadi kami melakukan pola door to door. Semua dilakukan oleh anggota DPRD provinsi, kabupaten/kota dan kader lainnya kepada masyarakat yang tinggal di sekitar tempat tinggal mereka. Jadi diajak berdialog, sosialisasi sekaligus mengetahui pilihan warga. Polanya mirip sensus,” tuturnya.
Melalui cara tersebut, lanjut Abdy, dari setiap wilayah bisa diketahui pemilih yang akan menggunakan suara untuk pasangan Hasanah. Selain soal pilihan, juga ditanyakan alasan memilih pasangan tersebut. Umumnya, masyarakat mengaku memilih pasangan Hasanah karena dua hal.
”Pada saat dialog, ada dua hal yang jadi pilihan masyarakat. Mereka sampaikan ingin Jabar aman dan tenteram. Kedua, tentunya soal kartu sakti yang selama ini sering kami sampaikan. Isinya tentu soal program unggulan Hasanah, tiga di antaranya soal kartu yang digulirkan yaitu JabarCageur, BogaGawe, dan SakolaGratis. Ini yang menjadi daya tarik pemilih di Jabar,” papar Abdy.
Dengan semua hasil itu, Abdy yakin pasangan Hasanah dapat menjadi pemenang dalam Pilgub Jawa Barat 2018. Ia beralasan, pola yang dilakukan cenderung lebih nyata dibandingkan dengan pengumpulan data menggunakan survei.