“Untuk mengumpulkan sampah itu ponton dan konveyer. Saya agak terkejut juga karena kita pernah dapat bantuan dari Belanda dan dari Perancis, itu ya tidak ada beda jauh dengan ini,” ujar Luhut.
Walau demikian, Luhut meminta agar TNI menyempurnakan peralatan tersebut agar lebih optimal. “Tadi saya ada minta pada Bapak Kasad, bisa nggak kalian sempurnakan lagi ada kurang sana sini nanti masukin aja e-katalog,” tambahnya.
Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan harapannya agar alat pembakaran sampah (insinerator) yang dikembangkan oleh TNI dapat lulus Standar Nasional Indonesia (SNI) setelah melalui pengujian oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Saya berharap dalam beberapa bulan ke depan harus lulus SNI dari KLHK. Menyangkut tadi asapnya, tapi tadi mengenai temperatur mereka sudah bisa 800, saya kira sudah memenuhi syarat, api emisi dari asapnya kita perlu lihat. Kalau itu jadi masuk e-katalog,” harap Luhut.