Peran yang dapat diperoleh melalui budidaya lebah oleh masyarakat akan menciptakan peningkatan pendapatan, memperbaiki kondisi lingkungan, meningkatkan diversitas baik flora maupun pauna serta meningkatkan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan sistem Api-Agroforestri menjadi penting dilakukan di masyarakat untuk memitigasi banjir dan erosi sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.
Skema PPM yang dirancang bertujuan untuk menciptakan lahan produktif dengan berbagai produk atau hasil panen (harian, mingguan, bulanan, musiman dan tahunan) serta dengan strata tajuknya dapat mengeleminasi terjadinya bencana erosi, banjir dan longsor. Terdapat 3 pilar yang harus diakomodasi dalam pengembangan Api-Agroforestri, yakni: 1). Aspek bio-fisik; 2). Aspek Ekonomi; serta 3). Aspek sosial.
Pelaksanaan kegiatan PPM merupakan kumulatif atas 3 kegiatan dari mulai tahun-1 sampai dengan tahun-3. Pada tahun-1 dan tahun-2 lebih focus pada sistem agroforestry. Sementara, untuk tahun-3 dilakukan kegiatan untuk mencapai sistem agroforestri kompleks dengan menambah komsponen budidaya lebah madu (Api-Agroforestri). Pelaksanaan kegiatan terdiri atas:
- Perluasan agroforestri + 1 hektar, dilakukan dengan penanaman pada lahan masyarakat yang masih terintegrasi dengan tanaman sebelumnya.
- Peningkatan pemahaman masyarakat berbudidaya lebah madu melalui pelatihan terhadap kelompok masyarakat.
- Introduksi koloni Apis cerana dalam sistem Agroforestri sebagai model sistem kelola lahan Api-Agroforestri.
Pelaksanaan kegiatan perluasan sistem kelola agroforestri dilakukan pada lahan terintegrasi dengan lahan sebelumnya dengan luasan + 1 hektar. Jenis tanaman yang ditanam N. cadamba 1000 bibit, MPTs jenis P. Americana 50 Bibit, D. zibethinus 50 Bibit dan Citrus medica 50 bibit. Proporsi ruang untuk tanaman hutan dan MPTs (7:1). Pelaksanaan penanaman dilakukan bersama masyarakat saat musim hujan stabil.