Natalius Pigai Dukung Program Barak Militer untuk Siswa Bermasalah

HASANAH.ID – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menyatakan bahwa program pengiriman siswa bermasalah ke barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dapat diterapkan secara nasional jika terbukti efektif. Menurut Pigai, Kementerian HAM akan merekomendasikan program ini kepada Kementerian Pendidikan agar dijadikan kebijakan nasional.
Program barak militer untuk anak nakal ini mulai diterapkan oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat sejak 1 Mei 2025 di wilayah Purwakarta. Natalius Pigai menilai kebijakan tersebut masih berada dalam koridor perlindungan hak asasi manusia karena tidak mengandung unsur kekerasan fisik atau corporal punishment.
“Kalau Jawa Barat sukses, maka Kementerian HAM akan menyampaikan kepada Mendikdasmen untuk mengeluarkan peraturan supaya model ini bisa dilaksanakan secara masif di seluruh Indonesia,” ujar Pigai seperti dikutip dari Antara pada Kamis, 8 Mei 2025.
Dalam penjelasan tertulis pada Senin, 5 Mei 2025, Natalius Pigai menegaskan bahwa selama pendidikan di barak militer tidak mengandung unsur kekerasan fisik yang menyakitkan, maka program ini tidak melanggar prinsip HAM. Ia menjelaskan, corporal punishment yang kerap dilarang dalam pendidikan, seperti memukul atau menampar, berbeda dengan metode pembinaan karakter yang diterapkan Pemprov Jawa Barat.
“Apa yang dilakukan Pemda Jabar bukan merupakan corporal punishment. Jadi tentu tidak menyalahi standar HAM,” jelas Menteri HAM Natalius Pigai.
Pigai mengungkapkan bahwa program ini justru berorientasi pada pembentukan karakter dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pelatihan kedisiplinan, pembentukan mental, dan penguatan nilai tanggung jawab, siswa bermasalah diharapkan memiliki perubahan sikap yang signifikan.
“Kalau variabel-variabel ini seirama dengan HAM yaitu disiplin, karakter, tanggung jawab, berarti tidak ada yang bertentangan dengan HAM,” ujar Pigai.
Lebih lanjut, Pigai menyebutkan bahwa program pendidikan di barak militer ini sejalan dengan Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mempersiapkan generasi unggul menuju visi Indonesia Emas 2045. Ia menekankan pentingnya karakter yang kuat, mental yang tangguh, dan disiplin tinggi untuk bersaing secara global.
“Kalau karakternya tidak humanis, disiplinnya tidak tinggi, mentalnya tidak bagus, tidak produktif, tidak bertanggung jawab, bagaimana kita mau memimpin dunia di 2045?” tutur Pigai.
Hingga awal Mei 2025, tercatat sebanyak 272 anak telah dikirim ke barak militer oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Gubernur Dedi Mulyadi mengklaim program ini mampu menurunkan angka kenakalan remaja secara signifikan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada siswa yang sebelumnya dianggap nakal.