
“Saat ini, akses dari stasiun ke Kota Bandung masih menjadi permasalahan utama. Setelah kereta cepat mulai beroperasi, ketertarikan dari masyarakat cukup tinggi, tetapi masalah aksesibilitas dan interkonektivitas masih perlu diselesaikan,” jelas Heranisty.
Institut Studi Transportasi bersama dengan beberapa organisasi non-pemerintah (NGO) di bidang transportasi telah mengangkat isu ini dalam berbagai diskusi dan forum mahasiswa. Mereka menyoroti pentingnya mengintegrasikan moda transportasi yang ada untuk mendukung operasional kereta cepat dan memastikan akses yang mudah bagi penumpang menuju pusat kota.
“Tahun 2020-2021, kami fokus pada program regenerasi urban dan ekonomi melalui partisipasi mahasiswa. Tema kereta cepat ini kemudian menjadi salah satu topik utama yang kami bahas, mengingat pentingnya proyek ini untuk masa depan transportasi di Indonesia,” tambah Heranisty.
Ia juga menggarisbawahi bahwa pemerintah dan pihak terkait harus segera menyelesaikan tantangan interkonektivitas ini untuk memastikan bahwa kereta cepat tidak hanya menjadi proyek prestisius tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas. Masih ada banyak pekerjaan rumah untuk mengoptimalkan jaringan transportasi yang menghubungkan stasiun kereta cepat dengan destinasi utama di kota-kota terkait.