Hasanah.id – Menjelang pergantian tahun ke 2025, kabar baik datang dari dunia kerja di Asia Tenggara. Studi terbaru Aon mengungkapkan bahwa rata-rata kenaikan gaji yang dianggarkan untuk tahun mendatang di kawasan ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan 2024.
Namun, di balik data tersebut, ada dinamika menarik: Singapura dan Thailand berada di posisi terbawah dalam hal kenaikan gaji, sementara Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di kawasan.
Laporan yang menganalisis data dari lebih dari 950 perusahaan di enam negara—Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam—menunjukkan komitmen perusahaan untuk tetap meningkatkan gaji meskipun tekanan inflasi mulai berkurang. Rahul Chawla, mitra dan kepala solusi bakat Aon Asia Tenggara, menyebutkan bahwa faktor utama di balik tren ini bukan lagi inflasi, melainkan ketimpangan antara kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaannya.
“Tekanan inflasi memang berkurang, tetapi kebutuhan akan tenaga kerja terampil terus meningkat, terutama di sektor teknologi. Ini menjadi pendorong utama kenaikan gaji,” ujar Chawla. Ia mencontohkan munculnya teknologi baru seperti ChatGPT yang mendorong permintaan untuk keahlian-keahlian unik, seperti prompt engineering, yang bahkan dua tahun lalu belum menjadi perhatian utama.