HASANAH.ID – NGAMPRAH. Tahun 2023 memasuki tahun politik membawa optimisme dan juga pesimisme bagi bangsa Indonesia.
Hal ini disampaikan pegiat lingkungan hidup dan pencinta hewan liar Steve Ewon. Menurutnya Apa yang akan terjadi pada tahun ini masih menjadi misteri.
“Tahun 2023 mengawali tahun politik di Indonesia, sebagai pemimpin daerah tingkat desa berpesan kepada masyarakat untuk menjaga demokrasi yang sehat di wilayah masing-masing,” ujar Kepala Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, saat dikonfirmasi, Senin 23 Januari 2023.
Menurut Ewon, meski telah memasuki tahun politik, sebagai elemen masyarakat harus tetap berpegang pada upaya pemulihan ekonomi masyarakat.
“Meski telah memasuki tahun politik, kita sebagai elemen masyarakat harus tetap fokus pada pemulihan ekonomi masyarakat, hal ini lebih penting, apalagi sebagai pelayan dan pengayom masyarakat, dimana saat ini masyarakat masih membutuhkan aksi nyata para pemimpinnya dalam upaya mensejahterakan rakyatnya,” tegas Kang Ewon sapaan akrabnya.
Steve Ewon menjelaskan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan tekanan terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk upaya percepatan pembangunan secara nasional.
Penanganan terhadap dampak pandemi dilakukan secara komprehensif, tidak hanya ditujukan untuk melindungi masyarakat dari dampak sosial dan kesehatan, tetapi juga untuk memastikan proses pemulihan ekonomi berjalan secara inklusif dan berkelanjutan.
“Saya mengapresiasi upaya dan inovasi yang tidak kenal lelah dari para tokoh masyarakat, dalam upaya memulihkan sosial ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerahnya,” ujar Kang Ewon.
Kang Ewon menyebutkan, saat ini kolaborasi dan gotong royong antar elemen masyarakat menjadi penguatan pertumbuhan ekonomi di tingkat yang lebih kecil.
Ia menyebutkan contoh konkrit yang dilakukannya seperti program Kampung Kurang Sampah, yaitu program pengendalian sampah yang dilakukan secara masif di tingkat individu sehingga mampu memberikan solusi disaat TPA Sarimukti bermasalah.
Kemudian bagaimana menciptakan inovasi Desa Wisata melalui Big Farmer yang melibatkan masyarakat menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan Desa Wisata agar mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat.
“Inovasi sebagai salah satu cara kami mewujudkan nilai gotong royong dan kolaborasi ditingkat terendah yaitu masyarakat. Kami telah membuat berbagai program seperti pengendalian lingkungan melalui Kampung Kurang Sampah dan Big Farmer sebagai dorongan dan dukungan dari masyarakat untuk masyarakat itu sendiri sehingga mampu berdiri sendiri,” ujarnya.
Ia mengajak kepada seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Bandung Barat untuk terus bergerak mendorong akselerasi terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Apapun dan bagaimanapun upaya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat harus dilakukan, tentu melalui berbagai ide-ide, inovasi atau kreativitas seorang pemimpin,” kata kang Ewon.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam membangun perekonomian tidak boleh lepas dari peran pengendalian lingkungan hidup sebagai penyeimbang pembangunan.
“Menurut kami, membangun perekonomian tidak boleh lepas dari peran pengendalian lingkungan, jika kita mengabaikan lingkungan hidup tentu apa yang kita lakukan akan menuai hasil yang sia-sia, oleh karenanya kami bersama berbagai komunitas terus berupaya mengendalikan lingkungan melalui penanaman pohon,” ujar Bupati Pohon Bandung Barat, yang bergerak melalui Komunitas Pohon Indonesia.***