Vera Wang: Dari Arena Es ke Dunia Mode, Menemukan Kesuksesan di Usia 40

Hasanah.id – Nama Vera Wang sudah lama melekat dengan citra gaun pengantin kelas atas—ikon elegansi yang dikenakan mulai dari selebritas Hollywood, atlet papan atas, hingga tokoh dunia. Namun, sedikit yang tahu bahwa perjalanan kariernya justru penuh belokan tak terduga, dan puncak kesuksesannya baru benar-benar dimulai ketika usianya menginjak 40 tahun.
Vera Ellen Wang kecil tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi desainer terkenal. Sejak usia dini, ia menaruh harapan besar pada dunia figure skating. Ia berlatih keras, mengikuti berbagai kejuaraan, dan hampir saja mewakili Amerika Serikat di Olimpiade Musim Dingin 1968 di Grenoble. Namun, mimpinya kandas.
Alih-alih larut dalam kegagalan, Wang mengalihkan arah. Ia mengejar pendidikan di Sarah Lawrence College dan mulai membuka diri terhadap dunia seni dan mode. Langkah ini menjadi awal dari perubahan besar dalam hidupnya.
Pada usia 23 tahun, Wang bergabung dengan majalah mode prestisius Vogue. Dalam waktu singkat, ia diangkat menjadi fashion editor, menjadikannya salah satu editor termuda dalam sejarah majalah tersebut.
Selama 17 tahun di Vogue, Wang memainkan peran penting dalam membentuk selera dan tren fashion global. Meski posisinya sangat mapan, ia mulai merasakan tekanan tak kasat mata: anggapan bahwa di industri mode, ada “batas usia” bagi para editor. Di titik inilah ia mulai mempertimbangkan untuk bergerak ke arah yang berbeda.
Tahun 1987, Wang keluar dari Vogue dan bergabung dengan rumah mode Ralph Lauren sebagai direktur desain. Di sini, ia belajar langsung mengenai strategi bisnis fashion, membangun brand, dan berpikir dalam skala besar. Pengalaman ini menjadi fondasi penting bagi langkah selanjutnya dalam hidupnya.
Titik balik hidupnya datang dua tahun kemudian, saat ia sedang mempersiapkan pernikahannya sendiri. Ia kesulitan menemukan gaun yang sesuai dengan visinya: modern, elegan, tetapi tetap berkarakter. Ayahnya mendorong Wang untuk mendesain gaunnya sendiri—dan keputusan sederhana ini mengubah segalanya.
Pada tahun 1990, tepat di usia 40 tahun, Vera Wang membuka butik bridal pertamanya di New York. Awalnya, ia menjual rancangan desainer lain, namun dalam waktu singkat, gaun-gaun hasil desainnya sendiri justru menjadi pusat perhatian.
Gaya Wang yang khas—memadukan elemen klasik dengan modernitas, menciptakan siluet dramatis namun tetap anggun—langsung menarik pasar. Tak lama, ia memperkenalkan tren second dress untuk resepsi, yang kemudian diikuti secara luas dalam dunia pernikahan.
Dari butik kecil, Wang melebarkan sayap. Ia merambah ke koleksi gaun malam, pakaian siap pakai, aksesori, parfum, bahkan prosecco. Namanya kini identik dengan kemewahan, eksperimentasi, dan inovasi dalam mode.
Meski usianya telah menginjak 76 tahun, Vera Wang tetap aktif berkarya. Ia menolak anggapan bahwa usia adalah batas kreativitas.
“Banyak orang berpikir kita akan ‘tua dan usang’. Tapi saya percaya, kreativitas adalah kunci untuk tetap relevan,” ujar Wang dalam wawancaranya bersama BBC.
Kisah Vera Wang adalah pengingat bahwa jalan menuju keberhasilan tidak selalu lurus. Ia pernah gagal menjadi atlet, melepaskan karier aman sebagai editor, dan baru benar-benar “memulai” bisnisnya di usia 40.
Namun, justru dari titik itu, ia membangun imperium fashion yang bertahan hingga puluhan tahun. Perjalanannya menunjukkan bahwa tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baru, selama ada keberanian untuk berubah dan semangat untuk terus belajar.







