“Penelitian itu tidak diakui sebagai studi yang valid. Jangan kita percaya kalau dikatakan IQ orang Indonesia hanya 78, itu jauh dari kenyataan,” ujarnya.
Prof. Stella juga menolak anggapan bahwa kecerdasan seseorang bergantung pada faktor genetika. Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah faktor utama dalam membentuk kemampuan berpikir individu.
Selain itu, ia mengkritik kecenderungan masyarakat yang terlalu fokus pada skor IQ, yang sering dianggap sebagai ukuran mutlak kecerdasan. Menurutnya, pola pikir berkembang (growth mindset) lebih penting dibandingkan pola pikir tetap (fixed mindset), karena kemampuan seseorang dapat terus meningkat melalui proses belajar.
“Kita lupakan saja IQ, yang lebih penting adalah bagaimana anak-anak belajar dan meningkatkan kemampuannya,” pungkasnya.