HASANAH.ID, CIANJUR – Pemilihan kepala daerah di Cianjur memunculkan dinamika yang menarik sekaligus memancing tanda tanya besar, siapa yang benar-benar memenangkan hati rakyat Cianjur. Dalam suasana demokrasi yang seharusnya penuh kedewasaan, klaim kemenangan justru datang dari dua pasangan calon (paslon) yang berbeda nomor urut.
Paslon nomor urut satu Herman Suherman-Muhammad Solih Ibang dan paslon nomor urut dua Wahyu-Ramzi, meski bersaing di kontestasi ini, kompak mengklaim diri sebagai pemenang.
Kondisi ini menimbulkan polemik di masyarakat. Bagaimana mungkin dua kubu yang bersaing mengklaim kemenangan secara bersamaan, yang seharusnya penentuan kemenangan hanya dilakukan melalui mekanisme resmi, yakni pleno berjenjang dari tingkat kecamatan hingga kabupaten.
Baca Juga: Isi Akhir Pekan, Kang Hasan Ingin Ciptakan Rekreasi Murah
“Klaim sepihak dari para paslon, tanpa menunggu hasil resmi, bisa mencederai kepercayaan rakyat terhadap proses demokrasi. Pemilu bukan hanya tentang angka-angka, tetapi tentang kepercayaan publik terhadap sistem. Ketika masing-masing pihak mengklaim kemenangan tanpa dasar yang jelas, publik justru dirugikan,” ujar Derry Saeful Rachman Praktisi Hukum di Jawa Barat.