Dewi Soekarno Lepas Status WNI, Siap Nyaleg di Jepang Lewat Partai Heiwa 12

HASANAH.ID – Ratna Sari Dewi, mantan istri Presiden pertama Indonesia Soekarno, tak lagi menetap di tanah air, perempuan yang dikenal juga sebagai Dewi Soekarno ini kini memilih jalur politik di Jepang, bahkan melepaskan status kewarganegaraan Indonesia untuk mengejar ambisinya.
Keputusan besar diambil oleh Ratna Sari Dewi atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Soekarno. Perempuan kelahiran Jepang itu memutuskan meninggalkan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) demi menjadi Warga Negara Jepang agar dapat mendirikan partai politik bernama Heiwa 12.
Melalui partai tersebut, Dewi akan fokus mengadvokasi isu-isu kesejahteraan hewan, khususnya anjing dan kucing. Ia pun dikabarkan siap maju sebagai calon anggota Majelis Tinggi dalam Pemilihan Umum Jepang mendatang.
Langkah politik tersebut mulai diperlihatkan melalui akun Instagram pribadinya. Dalam beberapa unggahan, Dewi terlihat membagikan pesan-pesan terkait partisipasi pemilih dan pentingnya keterlibatan dalam pemungutan suara.
Sebelum dikenal sebagai figur publik di Jepang, Dewi Soekarno adalah istri kelima Presiden Soekarno. Ia lahir dengan nama Naoko Nemoto dan pertama kali bertemu Soekarno pada 16 Juni 1959 di Imperial Hotel, Tokyo. Saat itu, Naoko yang baru berusia 19 tahun tampil sebagai penghibur dalam sebuah jamuan kenegaraan yang dihadiri sang presiden.
Tiga bulan usai pertemuan tersebut, Soekarno mengundang Naoko ke Jakarta. Hubungan keduanya berlanjut hingga akhirnya resmi menikah pada 3 Maret 1962. Naoko pun memeluk agama Islam dan mengubah namanya menjadi Ratna Sari Dewi.
Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang putri yang diberi nama Kartika Sari Dewi pada 11 Maret 1967 di Tokyo. Namun, rumah tangga keduanya tak berlangsung lama. Dewi dan Soekarno resmi berpisah pada tahun 1970.
Meski telah berpisah, hubungan emosional di antara keduanya tidak benar-benar padam. Dalam buku Bung Karno: Perginya Seorang Kekasih, Suami & Kebanggaanku, disebutkan bahwa Bung Karno pernah berpesan agar jika Dewi wafat, ia ingin dimakamkan di samping pusaranya.