Rahayu Saraswati Minta Maaf Usai Pernyataan Kontroversial

Hasanah.id – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, resmi menyatakan permintaan maaf sekaligus pengunduran dirinya sebagai anggota parlemen. Hal ini disampaikannya melalui video pernyataan di akun Instagram pribadinya, menyusul ramainya perbincangan publik terkait cuplikan pernyataannya dalam sebuah podcast yang dinilai menyinggung kalangan muda.
Dalam klarifikasinya, Rahayu menegaskan bahwa tidak pernah ada niat darinya untuk meremehkan perjuangan masyarakat, terutama generasi muda yang tengah berusaha bertahan di tengah tantangan ekonomi.
“Saya tidak pernah berniat sama sekali untuk merendahkan perjuangan siapa pun, apalagi anak-anak muda yang sedang berusaha membangun masa depan mereka, meski harus menghadapi berbagai keterbatasan,” ujarnya, dikutip Rabu (10/9/2025).
Kontroversi bermula dari sebuah podcast bertajuk On The Record di kanal YouTube Antara TV Indonesia yang tayang pada 28 Februari 2025. Dalam bagian tertentu dari tayangan itu, pernyataan Rahayu dipotong dan disebarkan secara terpisah, sehingga dinilai menyinggung pihak-pihak tertentu.
Dalam segmen menit ke-25:37 hingga 27:40, Rahayu mengajak anak muda untuk mandiri dan kreatif di era teknologi saat ini, seperti dengan membuka usaha kuliner, fesyen, hingga konten digital. Namun ungkapannya soal sektor padat karya dan ketergantungan pada pemerintah memicu kritik tajam.
“Kita harus mulai melihat sektor ini berbeda ya, saya salah satunya yang enggak setuju kalau misalkan dibilang bahwa, oh seharusnya pemerintah harus bisa mempertahankan sektor-sektor tersebut. Saya mohon izin, mohon maaf, karena mungkin saya dari generasi milenial yang pandangannya sedikit berbeda karena dengan kemajuan teknologi yang ada di dunia saat ini, jangan kita bersandar kepada sektor-sektor yang sebenarnya sudah melalui masa-masa otomasi. Menurut saya, anak-anak muda, ayo kalian kalau punya kreativitas jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur, daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman lu. Kalau misalkan lu bisa masak, bikinlah bisnis kuliner, lu bisa jahit bikinlah bisnis fesyen. Lu bisa apa namanya, bikin apapun itu, ngedit video jadilah editor. Lu bahasa indonesianya, bahasa inggrisnya bagus, jadilah copy writer.
Ini banyak sekali sektor-sektor lain yang sebenarnya lu bisa kerjain. Jangan bersadar kepada sektor-sektor padat karya. Walaupun dengan catatan, sebenarnya banyak yang nanti akan secara industri besar, ya kan, agro industri pasti akan tetap besar dan diprediksi akan meningkat karena ya ini, food security kita, ketahanan pangan kita salah satu fokus utamanya Presiden. Jadi lu kalau misalnya punya lahan mau lu kembangin untuk nanam sayur, nanam padi, nanam apapun agro bisnis ini bakal naik. Industri, yang kedua pasti hilirisasi, jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs kita masih di zaman kolonial berarti, yang di mana kita bersandar kepada si raja, dan si ratu, dan si priayi untuk kasih kita kerjaan. No, kita sudah move on dari situ”.
Ia kemudian menjelaskan bahwa niat utamanya adalah untuk mendorong semangat berwirausaha di kalangan muda di era ekonomi digital. Namun Rahayu juga mengakui bahwa penyampaian pesannya kurang tepat sehingga melukai perasaan banyak orang.