Sentilan-Sentilan Yusril pada Prabowo

Peta politik Pilpres 2019 berubah. Yusril Ihza Mahendra pada Pilpres 2014 berada di barisan Capres Prabowo Subianto, kini telah pindah haluan. Yusril sekarang menjadi kuasa hukum pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Sejak masuk dalam barisan Jokowi, Yusril dalam beberapa kali momen mulai menyentil kubu Prabowo. Berikut kritikan Yusril:
1. Alasan Tolak Gabung Koalisi Prabowo-Sandi
Yusril Ihza Mahendra pernah diajak bergabung ke tim pemenangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk bergabung dalam tim pemenangan Pilpres 2019. Yusril akhirnya menolak bergabung dengan Prabowo-Sandi karena kecewa. Salah satunya alasannya, dia menilai ada kesan Prabowo-Sandi hanya ingin menguntungkan timnya sendiri, dan bukannya menganut sistem ‘take and gift’ atau timbal balik dalam koalisi.
“Saya katakan, kami kan PBB dulu sudah pernah bantu Pak Prabowo ya, kita sudah bantu Pak Sandi maju gubernur DKI. Wagub DKI. Kami punya kepentingan juga nih kita berhasil lolos empat persen ke dalam DPR,” ungkapnya.
“Jadi kalau kami membantu Pak Prabowo-Pak Sandi apa yang sebaliknya bisa dibantu oleh Pak Prabowo dan Pak Sandi kepada kami. Tapi tidak ada jawaban,” kata Yusril.
2. PBB bisa ‘Digergaji’ Sama Gerindra
Yusril semakin vokal melontarkan kritikan terhadap koalisi Prabowo-Sandi. Yusril mengatakan jika format koalisi Prabowo-Sandi tidak jelas. Karena partai-partai yang tergabung dalam koalisi Prabowo-Sandi hanya fokus memenangkan pasangan nomor urut 02 ini.