“Dengan robohnya jembatan ini, aktivitas lumpuh baik untuk akses pendidikan maupun akses ekonomi. Makanya saya mohon pertimbangannya, mudah-mudahan (perbaikan) ini jadi prioritas,” kata Enggan.
Enggan menambahkan, banyak warga dari Desa Mekarwangi yang menggunakan jembatan tersebut untuk menuju Puskesmas dan lembaga pendidikan yang ada di Desa Sagara dan Pameungpeuk.
“Di sini (Desa Sagara) ada lembaga pendidikan madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, dan juga pondok pesantren,” kata Enggan.
“Kurang lebih di pondok pesantren ada 125 (santri) yang mukimin, murid tsanawiyah ada 117 siswa, madrasah ibtidaiyah ada 97 siswa,” ujarnya.
Saat ini, Enggan menjelaskan bahwa kegiatan belajar para santri diliburkan sementara dan kegiatan belajar madrasah secara daring dihentikan karena kendala jaringan internet.