ADHIKARYA PARLEMEN
Hasanah.id – Sungai Citarum meluap, banjir menerjang hampir seluruh Kabupaten Karawang. Diberitakan sedikitnya 15 kecamatan terendam, hingga ribuan warga mengungsi. Sejak hari Sabtu (20/2/2021), Karawang gelap gulita karena ratusan gardu listrik ikut terendam.
PLN menyebutkan, akibat banjir tersebut, ratusan ribu rumah juga terdampak pemadaman. Total ada 209.290 pelanggan PLN yang mengalami pemadaman.
Menyikapi permasalahan pemadaman listrik, anggota DPRD Jabar Fraksi PDI Perjuangan dapil kabupaten Karawang-Purwakarta, Hj. Iis Turniasih, menyebutkan jika pemadaman listrik sudah 2 hari dikarawang tujuannya untuk menghindari konsleting listrik.
“Kami berharap masyarakat Karawang tetap tenang dan bersabar dengan adanya pemadaman listrik ini. Kami pun mendesak dan mendorong adanya solusi lain dari PLN,” ungkap Iis saat dikonfirmasi, Senin 22/02/2021.
Tak hanya listrik yang padam, air bersih dan susah sinyal menjadi derita lain untuk warga Karawang.
PDAM air Karawang bahkan mengaku akibat pemadaman listrik menyebabkan suplai air bersih sulit dilakukan kepada warga Karawang kota.
Iis meminta pemerintah daerah Kabupaten Karawang tidak menangani bencana banjir setelah bencana itu terjadi.
Ia pun mengajak masyarakat khususnya di kabupaten Karawang untuk berperan aktif mencegah banjir terjadi di wilayahnya.
“Pemerintah Kabupaten Karawang harus serius menangani, jangan angin-anginan, pada waktu banjir baru menangani. Jadi, dari kejadian ini Pemkab harus memiliki solusi untuk menangani banjir, termasuk untuk memperdalam daerah-daerah aliran sungai, dan sebagainya,” imbuhnya.
Iis menjelaskan, beban penanganan bencana tidak bisa sepenuhnya ditanggung pemerintah pusat atau provinsi, karena saat terjadi bencana, pemerintah daerahlah yang harus dominan sigap menangani bencana.
“Kita ingin ke depan dari waktu ke waktu, penanganan bencana menjadi semakin baik. Tapi di sisi lain, bencana tidak bisa diprediksi. Sehingga yang perlu disiapkan adalah menyiapkan masyarakat agar ada jarak evakuasi ketika bencana datang. Ini untuk meminimalisir adanya kerugian dan korban,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, banjir merendam 34 desa di 15 kecamatan. Sebanyak 8.539 unit rumah terendam, dengan 9.331 KK yang terdampak. Untuk yang mengungsi sekitar seribu KK dengan 4.184 jiwa. (Uwo)