Bedi juga menyoroti maraknya politik identitas dimana perbedaan suku agama ras dan golongan (SARA) menjadi hantu baru pasca perang dunia.
“Pancasila kembali menjadi nilai relevan. Dengan Pancasila kita bisa selamat dari tekanan politik identitas. Banyak negara yang tidak berhasil melalui cobaan itu seperti pergolakan di Timur Tengah atau di Eropa yang kemudian menjadi antimigran phobia terhadap agama tertentu. Maka sudah tidak ada keraguan bagi Pancasila,” tegasnya.
Bedi menegaskan perbedaan bukanlah bencana tapi justru menjadi berkah.
Dirinya juga optimis tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara adidaya di bidang ekonomi itu.
“Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa, penduduk nya juga besar dan kreatif serta strategis maka kita harus siap. Pesan saya kepada generasi muda untuk mengambil estafet kesinambungan tentang makna kebhinekaan ini, toleransi, karena perbedaan ini masih ada. Terlebih masyarakat Indonae religius, bersuku suku, beda adat istiadat maka Pancasila akan senantiasa menjadi perekat, menjadi pondasi dan menjadi arah kemana kita dalam tujuan kita dalam bernegara,”tandasnya.