“Melalui skema promosi, kami membantu promosi 40 film nasional, yaitu film panjang dan layar
lebar, dengan anggaran mencapai Rp1,5 miliar per film. Ini untuk membantu para production house agar berani menayangkan filmnya di bioskop, sehingga ekosistem perfilman nasional hidup kembali,” papar Amin.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia Djonny Syafruddin menyatakan menyambut baik langkah pemerintah itu. Terlebih, film nasional memiliki pasar luas di daerah. Dia berharap, film-film nasional dapat turut mendorong masyarakat untuk kembali mengunjungi bioskop. Saat ini, jumlah penonton baru sekitar 10 persen dari kapasitas bioskop.
Djonny juga meminta masyarakat tak khawatir mengunjungi bioskop, karena dalam 9 bulan terakhir tidak tercatat ada klaster bioskop. Hal itu antara lain disebabkan karena penerapan protokol kesehatan (prokes) di bioskop yang sangat terkontrol, termasuk kewajiban memakai masker, duduk berjarak, mematuhi pembatasan kapasitas, juga aturan keluar ruangan agar tidak terjadi kerumunan.