Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi antara Juni hingga Agustus 2025. “Puncaknya diprediksi terjadi lebih awal atau tetap pada periode biasanya,” tambah BMKG.
Durasi musim kemarau juga akan bervariasi di berbagai wilayah. Beberapa daerah, seperti sebagian Sumatera dan Kalimantan, diprediksi mengalami musim kemarau lebih singkat, sekitar dua bulan. Sebaliknya, sebagian wilayah Sulawesi akan menghadapi musim kemarau lebih panjang, yang bisa berlangsung hingga delapan bulan.
Selain itu, BMKG juga mengamati perkembangan fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang menunjukkan bahwa La Nina tengah bertransisi menuju fase netral pada Maret 2025. Fenomena ini umumnya dikaitkan dengan peningkatan curah hujan akibat suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang lebih dingin dari biasanya.