Debat terbuka kedua Pilgub Jabar 2018 yang digelar di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Senin (14/5/2018) malam, berlangsung seru saat sesi tanya jawab antar pasangan calon. Pasangan calon nomor urut 3, yang giliran melontarkan pertanyaan ke pasangan nomor urut 2, Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah).
“Jabar sebagai produksi padi sangat besar 12 juta ton per tahun, tetapi yang dikonsumsi paling banyak masyarakat Jabar hanya 4 juta ton. Di tengah-tengah kita kelebihan beras kita menyaksikan pemerintah mengimpor beras cukup banyak. Bagaimana tanggapan bapak?” ujar Cagub no urut 3 dalam debat terbuka kedua yang disiarkan langsung stasiun tv nasional.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kang Hasan mengatakan, jika melihat lumbung padi terbesar kedua setelah Jatim adalah Jabar. Dia mengatakan, ada penyusutan lahan cukup drastis 60 persen di mana petani menjual tanahnya karena kondisi ekonomi. Hal tersebut memengaruhi produksi beras secara nasional khususnya di Jawa Barat.
“Nanti, jika kami terpilih akan kami serahkan secara simbolis itu (tanah) kepada masing-masing petani mendapat lahan tambahan 1-2 hektare. Juga bantuan persoalan modal pupuk dan irigasi,” katanya.
Disinggung nilai tukar petani Jabar yang masih rendah, Kang Hasan menegaskan, harus ada kontrak antara petani dengan negara maupun perusahaan. Selain itu, yang ditanam petani jaga harus dipilih tanaman tertentu sesuai pasar. “Setelah itu, kualitasnya dijamin negara dan juga negara yang akan membeli. Sehingga petani tidak akan rugi,” tandasnya.
Kang Hasan juga menambahkan, upaya lain mengatasi ancaman krisis pangan yakni dengan menyediakan lumbung-lumbung padi apabila datang masa paceklik. “Lumbung padi ini petani yang megang kendali. Sistem pertanian modern harus ditingkatkan dengan sistem hidroponik,” katanya. inews.id