
“Terorisme itu ada, meskipun terkadang gerakannya tidak terlihat. Saya sendiri pernah direkrut kelompok teroris untuk melawan pemerintah Indonesia,” ungkap Nasir. Ia juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap individu yang menyebarkan kebencian, mudah mengkafirkan orang lain, dan sering menyalahkan pihak tertentu.
“Keluarga dan masyarakat harus dijaga dari bahaya paham radikal agar Indonesia tetap damai,” pesannya.
Acara FGD ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ancaman radikalisme dan terorisme, sekaligus mempererat kerja sama antara masyarakat dan aparat keamanan. Kegiatan ini dihadiri berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, tokoh adat, mahasiswa, dan tokoh masyarakat.