“Starlink milik Elon Musk telah memperkenalkan sistem komunikasi laser antar-satelit, tetapi mereka belum menerapkan teknologi laser untuk komunikasi satelit ke darat. Kami sudah memulai penerapan ini dalam skala besar,” ujar Wang.
Sebagai pembanding, sistem TeraByte InfraRed Delivery (TBIRD) yang dikembangkan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan NASA juga berhasil mencapai kecepatan serupa, yakni 100 Gbps. Namun, menurut Wang, sistem mereka memiliki bobot yang lebih besar, yaitu sekitar 20 kilogram, sehingga kurang efisien dibandingkan teknologi milik Chang Guang.
6G sendiri diharapkan menjadi standar komunikasi nirkabel generasi mendatang, yang mengintegrasikan koneksi terestrial, udara, dan satelit untuk menciptakan jaringan universal. Dengan potensi kecepatan data hingga 1 terabit per detik (Tbps) dan latensi serendah 100 mikrodetik, 6G diprediksi akan menggunakan spektrum terahertz (THz) untuk menghadirkan koneksi super cepat dengan cakupan global.