
Menyikapi hal tersebut, Moris mewakili kelompok Mahasiswa secara pribadi mengaku tidak mengetahui gerakan atau aksi demo tersebut apalagi dalam kelembagaan mahasiswa.
“Pertama, Kami membaca di media adanya aksi demo tersebut dan kami melihatnya adalah menggeneralisasi mahasiswa, karena kelompok yang disebutkan dalam aksi tersebut adalah Solidaritas Masyarakat Cimahi dan pandangan Kami bisa saja Mahasiswa menjadi bagian didalamnya. Tetapi secara umum Kami mahasiswa Unjani secara umum tidak pernah memberikan perintah atau rencana aksi terkait persoalan lanjutan kasus korupsi mantan Walikota Cimahi. Adem-adem saja tetapi pasca aksi demo tersebut memang berimbas dengan munculnya telepon dari orang-orang tak dikenal bahkan ada yang mengaku dari pemerintah Kota Cimahi yang mengkonfirmasi aksi tersebut,” ujar Moris.
Menurut Moris, tudingan dari sejumlah elemen masyarakat terhadap aksi yang dilakukan Mahasiswa justru menjadi bahan pertanyaan balik dari pihaknya.
“Kami yang sebelumnya adem-adem justru kini balik bertanya, mahasiswanya yang mana dulu, perlu adanya pembuktian. Menurut saya, kalau kasus hukum yang dianggap dipolitisir atau ditunggangi untuk kepentingan politik semakin dipublish tentu masyarakat yang tidak tahu akan menjadi tahu. Seperti kami, yang awalnya tidak tahu sekarang jadi tahu, bahkan sudah dianggap menjadi Kambing hitam kedua belah pihak, tentu saja kami akan berdiskusi secara kelembagaan langkah apa yang akan kami lakukan menyikapi persoalan ini,” jelasnya.