Ia menekankan bahwa tanaman teh di Puncak sudah ada sejak masa kolonial Belanda, bukan hanya untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga sebagai bagian dari konservasi lingkungan. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa keberlanjutan alam harus menjadi prioritas utama dibandingkan keuntungan ekonomi jangka pendek.
Dedi juga berencana mengundang jajaran PTPN dan Perhutani untuk membahas langkah-langkah pemulihan lingkungan di Jawa Barat.
“Kami akan memanggil PTPN dan Perhutani untuk bersama-sama memperbaiki alam Jawa Barat. Komitmen terhadap kepentingan bangsa harus dimulai dengan menjaga lingkungan,” tutupnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat bahwa hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan bencana hidrometeorologi di 28 desa yang tersebar di 16 kecamatan. Banjir juga mengakibatkan satu korban jiwa.
