Dia menyesalkan pemerintah yang gagal dalam menekan harga beras yang angkanya sempat melebihi HET.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti tentang ketimpangan yang terjadi dalam pemasokan beras di Indonesia. Di mana beras impor lebih banyak daripada beras yang dipanen dari petani lokal.
“Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ketimpangan yang mencolok antara beras impor dan hasil panen lokal pada 2023. Pemerintah gagal dalam menyelesaikan harga pangan sehingga melebihi HET,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua BEM KEMA Unpad 2024, Fawwaz Ihza Mahendra menyebut dampak ini bukan hanya mahasiswa yang merasakannya, tetapi juga warga sekitar kampus dan di daerah lainnya.
“Kita merasakan kenaikan harga bahan pokok ini mempersulit mereka untuk melanjutkan hidup. Yang tadinya teman-teman dan warga yang bisa berjualan, tapi karena tiba-tiba ada kenaikan harga bahan pokok, mereka kesulitan,” katanya.
Dia menyatakan bahwa pemerintah tampaknya menyalahkan atau mengkambinghitamkan masalah internasional atas isu ini. Namun, dia berpendapat bahwa seharusnya pemerintah dapat melakukan upaya preventif.