“Panitia juga tidak melakukan cek ulang kesehatan kuda yang akan bertanding, dengan alasan kesejahteraan kuda. Padahal, aturan internasional jelas menyebutkan bahwa kesehatan kuda harus dicek 24 jam sebelum pertandingan. Jadi siapa yang sebenarnya melanggar aturan?” ujar Aliya.
Selain itu, kejanggalan lain muncul terkait keabsahan seorang atlet asal Jawa Barat yang membela Aceh. Atlet tersebut sebelumnya terdaftar di long list Jabar, namun tiba-tiba membela Aceh tanpa adanya mutasi resmi. Aliya juga mempertanyakan apakah ada konflik kepentingan, mengingat orang tua atlet tersebut adalah juri dalam pertandingan.
Baca Juga: BJ Habibie dan Keluarga Jenguk Ani Yudhoyono
Sebelumnya, PB PON XXI juga secara sepihak memutuskan untuk tidak mempertandingkan nomor trilomba, dan fasilitas kandang yang seharusnya layak bagi tim Jabar tidak diberikan.
“Kami melihat banyak indikasi yang ingin menjatuhkan Jabar melalui berbagai cara, bahkan sebelum pertandingan dimulai. Kami hanya menginginkan pertandingan yang fair dan menjunjung tinggi sportivitas,” kata Aliya.