“Tentu harapan kita anggaran yang tersedia benar benar digunakan sesuai kebutuhan dan tepat guna,” ujar Ketua DPD Gerindra Jabar itu.
Taufik juga meminta kepada Gubernur agar skenario penyesuaian APBD Tahun Anggaran (TA) 2020 tetap mempertimbangkan pandemi Covid-19. Dalam Skenario Penyesuaian APBD Jawa Barat TA 2020 memuat empat hal pokok di antaranya.
- Pertama, refocusing dan realokasi anggaran dengan melakukan rasionaliasi belanja barang/jasa dan belanja modal masing-masing minimal 50%.
- Kedua rasionalisasi belanja pegawai dan belanja lainnya dengan memperhitungkan perkiraan penurunan pendapatan daerah.
- Ketiga, penyesuaian rencana kebutuhan anggaran untuk kesehatan dan Social Safety Net yang terdiri dari penyesuaian standar harga alat-alat kesehatan dan perubahan jumlah penerima bantuan tunai dan non tunai.
- Keempat, pemenuhan untuk Dapur Umum di 5.962 Desa/Kelurahan selama 9 bulan dan Gerakan Nasi Bungkus (Gasibu).
Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjelaskan ada tiga skenario atau alternatif terkait perubahan target pendapatan pada TA 2020. Skenario pertama dengan target pendapatan sebesar 33 triliun rupiah dengan catatan pandemi Covid-19 di Jabar berakhir Desember 2020.
“Sementara, jika pandemi Covid-19 berakhir di Juni 2020 maka ada dua kemungkinan perubahan target pendapatan, pertama Rp 36 triliun jika ekonomi pulih di Triwulan (TW) III 2020, industri otomotif kembali normal di TW IV, pembiayaan Kredit KBM siap di TW IV, dan daya beli masyarakat kembali normal di TW IV,” ungkap Emil.
Sebaliknya, jika ternyata pada Juni 2020 Covid-19 sudah berakhir yang ditandai memulihnya ekonomi, industri otomotif, pembiayaan Kredit KBM dan daya beli masyarakat masing-masing di TW III, maka target pendapatan diprediksi pada angka Rp 38 triliun.