Iyah mengaku, warung kelontongan miliknya ini, setengah bangunannya habis tergerus air sungai Cihonje yang akhirnya tembok belakang roboh oleh kuatnya arus air.
Selain itu, sejumlah dagangan berupa pupuk, padi dan isi warungnya ikut serta terbawa banjir bandang.
“Hampir tiap tahun sejak tahun 2021 – 2022 sungai Cihonje banjir bandang, semoga tahun 2023 ini dan selamanya tidak terjadi lagi hal yang mengerikan itu. Hanya satu permintaan warga pinggiran aliran sungai Cihonje yaitu ingin dibenahi dengan bronjong,” ujarnya.
Sawah warga yang lokasinya dipinggir sungai sudah mulai mengikis, bahkan di warung dan dibawah jembatan Sagara Manik pun bronjongnya sudah berserakan karena terbawa arus.
“Kami berharap ada bantuan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sumedang, agar kami tidak dihantui rasa takut dan trauma, keinginan warga membangun bronjong dan penataan sungai Cihonje di wilayah atau dititik yang rawan bencana. Kerugian saya puluhan juta, sekali lagi mohon kami diperhatikan,” Harap Iyah.