Pada hari Senin, 13 Januari, harga emas (XAU/USD) diperdagangkan dengan sedikit penurunan di sekitar $2.690 saat sesi Asia dimulai. Penurunan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang didorong oleh data ketenagakerjaan AS (Non-Farm Payroll/NFP). Tetapi pelemahan emas semakin terbatas karena ketidakpastian kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dan meningkatnya risiko geopolitik.
Menurut analisis Dupoin yang disampaikan oleh Andy Nugraha, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini menunjukkan bahwa trend bullish masih mendominasi pada XAU/USD. Proyeksi hari ini mengindikasikan bahwa harga emas berpotensi naik hingga $2.701 sebagai target terdekat. Namun, jika terjadi reversal, penurunan harga dapat mencapai $2.675.
Dukungan terhadap harga emas juga datang dari risiko geopolitik global. Ketegangan di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina yang terus berlanjut menjadi katalis utama. Serangan Israel yang semakin intensif di Gaza serta laporan serangan di Lebanon selatan meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven. Di sisi lain, ketidakpastian seputar kebijakan Trump menjelang pelantikannya turut memberikan dukungan terhadap harga emas, meskipun Dolar AS tetap dalam posisi bullish.