“Perundungan semacam ini merusak kondisi mental dan emosional anak tersebut, dan memperburuk persepsi sosial terhadap diskriminasi serta kekerasan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus,” ujar Aten.
Aten juga menyoroti kurangnya pengawasan dan perhatian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya perundungan tersebut.
“Peristiwa ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus, serta untuk meningkatkan pengawasan dan perhatian terhadap mereka agar terhindar dari potensi bahaya,” jelasnya.