Sejak jaman itu juga Gunung Bohong jadi lokasi bermain anak-anak kolong bangsa Belanda. Dari ketinggian puncak gunung yang wujudanya seperti bukit ini kita bisa memandang lepas ke Cimahi maupun ke arah Bandung. Tak heran hingga saat ini puncak Gunung Bohong sering didaki untuk rekreasi menikmati pemandangan sunrise maupun sunset, atau menikmati hawa segar di rimbun pepohonan untuk jogging dan kegiatan rekreatif lainnya.
Trek pendakiannya pun tidak begitu sulit karena kawasan ini senantiasa dalam perawatan Brigif 15 Kujang II . Bagi mereka Gunung Bohong juga merukan gunung yang “sakral” karena di puncak gunung itulah lokasi Pembaretan Kujang dilakukan setelah menghadapi gemblengan lahir batin berbulan-bulan, agar tertanam di jiwa raganya semangat Kujang yang disimbolkan di baret hijaunya.
“Kujang itu memang bukan merupakan senjata, tapi sudah mewujud pusaka,” ujar Abah Alam (Adhitiya Alam Syah), dari Kawargian ABAH Alam, ketika dijumpai di kediamannya awal April lalu. “Dan Kujang itu selalu berpasangan. Di dunia kemiliteran kita juga ada pasangan Kujang, satu di Brigif 15 Kujang II satu lagi di Kostrad Kujang I,” lanjut pria yang akrab disapa Abah Alam ini. Rabu (27/4/2021).