Banyuwangi juga harus memanfaatkan panggung yang besar. Harus ada formasi. Ini dimasukan dalam kriteria Creative Value. Namun yang paling penting, yang menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi wisata kelas dunia adalah Commitment CEO Menteri Pariwisata, gubernur, dan bupati. Serta Consistency diselenggarakan setiap tahun.
“Kenapa Banyuwangi harus memikirkan 5C, karena mereka sudah memenuhi unsur 3A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas). Buat atraksi, saya tidak ragu lagi dengan Banyuwangi. Mereka punya Blue Fire Kawah Ijen, yang hanya ada dua di dunia. Selain itu, eventnya juga banyak, dan semakin bertambah setiap tahun. Dari 53 event di tahun 2016, menjadi 72 event tahun 2017. Naik lagi menjadi 77 event tahun 2018. Dan tahun 2019 ini mencapai 99 event,” katanya.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menegaskan jika Banyuwangi sangat kaya akan atraksi. Buktinya, sejumlah event Banyuwangi juga masuk dalam Calendar of Event nasional. Seperti BEC (27 Juli), Tour de Ijen (23-26 September), dan Grandrung Sewu (12 Oktober).