“Tidak ada yang berani meragukan atraksi yang ada di Banyuwangi. Mereka kota dengan atraksi terbanyak di Indonesia. Dan hampir semuanya berkelas. Banyuwangi mengerti mengemas sebuah atraksi untuk wisatawan,” kata Adella.
Tidak hanya atraksi, aksesibilitas Banyuwangi juga semakin oke. Ada peningkatan fasilitas bandara. Pelebaran Apron sudah jadi sebelum IMF-World Bank Meeting, dari 3 parking stand narrow body menjadi 9 narrow body. Pelebaran Runway dari 30 meter menjadi 45 meter, progress 70%, target selesai Juli 2019.
Perpanjangan Runway dari 2250 meter menjadi 2500 meter, progress fisik 15%, ada kendala lahan, target Desember 2019. Hal ini juga ditopang Damri Bandara Banyuwangi melayani rute Bandara-Terminal Sri Tanjung-Ketapang, sejak Desember 2018.
Sementara Kabis Pemasaran Area I (Jawa) Kemenpar Wawan Gunawan, menambahkan jika amenitas Banyuwangi semakin bertambah tiap tahunnya.
“Banyuwangi sudah memiliki banyak pilihan untuk menginap. Dari penginapan mewah sampai yang biasa saja. Semua ada. Belum lagi ada rencana Ground breaking Hotel Bandara Internasional. Termasuk rencana Ground breaking Food Court Warung Ijen 28,” kata Wawan yang juga Ki Dalang Wayang Ajen.