Jokowi Buka Peluang Berpartai Lagi, PSI Jadi Pilihan?

HASANAH.ID – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), terlihat mengenakan jaket Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan logo baru bergambar gajah, saat menerima kunjungan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/7/2025). Jaket tersebut diberikan langsung oleh pengurus PSI dalam kunjungan tersebut.
Setelah tidak lagi berstatus kader partai politik sejak pemecatannya dari PDI Perjuangan pada Desember 2024, publik kini mulai berspekulasi apakah dikenakannya atribut PSI itu menjadi isyarat bahwa Jokowi akan merapat ke partai yang kini dipimpin putranya, Kaesang Pangarep.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, memandang peluang Jokowi bergabung dengan PSI masih terbuka. Namun, diakuinya bahwa minat dari partai-partai besar terhadap sosok mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga tak bisa diabaikan.
“Apakah Pak Jokowi tertarik? Kemungkinan 50:50 karena PSI masih berjuang untuk lolos ambang batas parlemen. Sementara di sisi lain, ada partai-partai besar parlemen yang tertarik untuk ‘merekrut’ Pak Jokowi,” ujar Agung dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/7).
Ia menilai bahwa dengan elektabilitas yang dimiliki Jokowi saat masih bersama PDI-P yang menjadi partai pemenang pemilu legislatif selama tiga periode berturut-turut. Jokowi tentu akan mempertimbangkan partai dengan kekuatan politik setara atau bahkan lebih besar dibanding partai lamanya.
“Menimbang sebelum dipecat, Pak Jokowi adalah kader PDI-P yang memiliki bobot elektoral yang besar sebagai partai pemenang pileg tiga kali berturut-turut,” jelasnya.
“Otomatis saat Pak Jokowi ingin berpartai lagi, tentu ada arahan untuk mencari partai yang punya bobot elektoral yang sama atau bahkan lebih kuat dari PDIP, terlepas di partai itu nanti Pak Jokowi bukan figur sentral yang memegang penuh otoritas kekuasaan,” lanjutnya.
Sebelumnya, Jokowi juga sempat disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai ketua umum PSI. Dalam sebuah kesempatan, ia menjelaskan bahwa dukungan yang dibutuhkan dari struktur partai masih belum cukup.
“Ya, saya belum turun ke bawah, dukungan dari DPW. DPW di provinsi, kemudian DPD di Kabupaten atau Kota juga. Satu dua (dukungan) sudah ada tapi belum cukup,” ungkap Jokowi saat ditemui di Solo, Jumat (13/6).
Ia menyebut bahwa dukungan dari akar rumput sangat menentukan karena mekanisme pemilihan ketua umum PSI dilakukan secara daring.
“Melihat dukungan dari bawah seperti apa. Karena nanti itu voting online. Platform-nya kan voting online. Jadi memang betul-betul harus dihitung benar. Harus berhitung betul,” tambahnya.
Namun demikian, pencalonan tersebut akhirnya tidak dilanjutkan setelah Kaesang Pangarep secara resmi mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum PSI pada 21 Juni 2025.
Menanggapi rumor bahwa Jokowi akan bergabung sebagai Dewan Pembina PSI, Kaesang memilih untuk tidak memberikan konfirmasi. Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut menjadi kewenangan dewan pendiri partai.
“Itu bukan kewenangan saya. Harus tanya ke dewan pendiri partai,” kata Kaesang ketika ditemui oleh kader PSI di Karanganyar, Rabu (16/7).
Ketika ditanya lebih lanjut apakah dirinya akan memberikan restu jika ayahnya bergabung sebagai Dewan Pembina, Kaesang enggan berkomentar. Ia menyatakan akan menunggu jalannya Kongres PSI yang digelar di Solo pada 19–20 Juli 2025.
“Masa saya merestui Bapak saya? Ya kan ini biar berjalan dulu, kongres kan belum selesai, biar kongres berjalan dulu,” tutupnya.