Ia mengatakan bahwa dari 25 juta perangkat sudah mendukung eSim dan satu juta telah bermigrasi. Meutya juga menyoroti urgensi pemutakhiran data kartu SIM di tengah jumlah nomor yang sangat besar.
“Kami mendorong karena ada manfaat keamanan dan peningkatan layanan. Tapi memang belum semua bisa langsung migrasi. Ada sekitar 350 juta nomor SIM yang beredar. Kami sudah sampaikan secara publik agar operator melakukan pemutakhiran data,” ujar politikus Partai Golkar itu.
Ia mengatakan walau operator seluler menjadi penyumbang besar bagi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), bukan berarti mereka kebal terhadap regulasi. Meutya menegaskan hal ini harus dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan layanan pada masyarakat.
