NASIONAL

Kena Sanksi Dagang Trump, Indonesia Siap Balas dengan Impor Energi Rp 235 Triliun dari AS

Hasanah.id — Pemerintah Indonesia merespons langkah agresif Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menetapkan tarif impor sebesar 32 persen terhadap sejumlah komoditas RI. Sebagai jurus balik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana peningkatan impor sektor energi dari Negeri Paman Sam, nilainya fantastis: hingga USD 14 miliar atau sekitar Rp 235,4 triliun (kurs Rp 16.814 per USD).

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi mempersempit defisit neraca dagang antara kedua negara yang tahun ini tercatat mencapai USD 14,6 miliar, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Kemarin kami sudah melaporkan ke Presiden Prabowo. Dari sektor ESDM, kita bisa alihkan pembelian LPG dan crude oil dari AS dengan nilai hingga USD 14 miliar,” ujar Bahlil dalam acara Halal Bihalal Partai Golkar, Rabu (16/4).

Menurut Bahlil, Trump menggunakan taktik bisnis klasik: memulai tekanan, lalu mengajak berunding. Ia menyebut kebijakan tarif tinggi itu sebagai langkah pembuka untuk memancing kompromi, bukan ancaman yang harus ditanggapi dengan panik.

“Ini strategi dagang, jangan dianggap seperti kiamat ekonomi. Wajar saja kalau negara surplus dipukul dulu biar mau duduk di meja negosiasi,” kata Bahlil, santai.

Selain membahas pembelian energi, pemerintah juga mempertimbangkan untuk menyisipkan kerja sama mineral kritis dalam negosiasi bilateral. Meski belum dijabarkan rinci, Bahlil menyiratkan peluang terbuka untuk kolaborasi di sektor ini.

“Bukan sesuatu yang wajib disepakati, tapi kita terbuka bagi semua negara, termasuk AS, untuk membahas mineral critical sebagai bagian dari kemitraan,” tegasnya.

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Untuk Menonaktifkan Adblock